Jakarta, 1 Agustus 2010. Hari pertama petualangan berkesan yang tidak semua orang bisa merasakan ini.
Pukul 20.00 WIB Bandar Udara Soekarno-Hatta.
Semua peserta berdatangan bersama keluarga dan rekan masing-masing. Tidak hanya keluarga, guru pun ikut serta mendampingi muridnya. Rasa senang, rindu, serta haru melumuri hati setiap peserta atas perpisahan kepada keluarganya. Tapi, perpisahan ini bukan untuk kesedihan melainkan untuk melakukan perjuangan dengan satu tujuan. Jamboree Asia Pasific, ini yang saya maksud, tujuan kami semua, tujuan para Pramuka Indonesia.
Pukul 22.00 WIB Terminal 2E, Bandar Udara Soekarno-Hatta
Kami semua siap untuk check-in. Semua peserta saling membantu. Saya sebagai peserta dari gugus depan 01-007 yang pesertanya dari SMP Islam Al-Azhar 1. Tidak tahu mengapa, setelah saya gudep saya check-in, ada daya tarik saya untuk berjalan di sebelah teman saya. Namanya adalah Xena Esperanza. Dia murid yang mengikuti program akselerasi di sekolah. Saya tidak mengenal dekat betul tentang dia.
Pukul 22.10 WIB Ruang Tunggu, Terminal 2E, Bandar Udara Soekarno-Hatta
Saat tiba di ruang tunggu, kami duduk berdasarkan gudep masing-masing. Saya duduk lebih dulu dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain. Ketika semua sudah duduk, saya melihat Xena tidak mendapat tempat duduk. Akhirnya saya memilih untuk duduk di lantai. Setelah itu, saya dan Xena berbincang-bincang membicarakan apa saja yang bisa dibicarakan. Awalnya saya segan untuk bertanya-tanya dan berbicara dengan dia. Entah mengapa, setelah beberapa saat lama-kelamaan kami saling mengenal. Semenjak saat itu kami selalu jalan berdua.
2 Agustus 2010 pukul 00.00 WIB Bandar Udara Soekarno-Hatta
Seluruh peserta dan penumpang lain siap untuk boarding. Kebetulan saya duduk bersebelahan dengan Xena. Rasa senang dan malu becampur jadi satu. Tapi, setelah kami semua sudah duduk, Astrid salah satu teman kami meminta untuk bertukar tempat. Akhirnya kesempatan saya untuk berlama-lama dengan dia hancur.
“Yah ampun Astrid, nggak tau aja orang lagi seneng” hati saya berbicara.
Kami menempuh perjalanan kurang lebih enam jam. Korea Selatan dua jam lebih cepat dibandingkan Jakarta.
Pukul 07.00 Bandar Udara Incheon, Korea Selatan
Saya terbangun dari tidur saya yang setengah nyenyak itu. Pesawat kami telah landing. Semua peserta jamboree dan penumpang lain bergegas menuju imigrasi. Tetapi saya lupa dengan sesuatu, Xena masih tertinggal dibelakang. Lebih baik saya menunggu dia.
Pukul 10.00 Seoul, Korea Selatan
Tujuan pertama kami adalah tempat makan yang pastinya harus halal. Perut sudah menjerit selama perjalanan dari bandara. Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya kami mendapat tempat makan. Kami dihidangkan menu spesial dari restoran tersebut. Saya duduk dengan teman-teman beserta pembina kita yang bernama Kak Iman. Menurut saya, banyak hal yang patut kalian tahu tentang beliau.
Kak Iman atau yang biasa dipanggil di sekolah dengan sebutan Pak Rujiman. Beliau adalah guru bahasa Indonesia di sekolah kami. Orang nya humoris. Cara mengajar beliau cukup disenagi oleh para murid. Karena tidak hanya materi saja yang disampaikan pada kami, kami juga sering diperlihatkan video dan foto lucu yang berkaitan dengan materi belajar. Sudut pandang kami pada beliau berubah saat dia menjadi Ka Gudep kami. Watak sehari-hari beliau berubah hampir seratus delapan puluh derajat. Setiap membina kami, beliau menjadi sangat tegas dan mungkin bisa dibilang galak.
Setelah kenyang menikmati banyak menu makanan Korea, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu pusat perbelanjaan di Korea. Disitulah pertama kalinya saya mempraktikan bahasa Korea dengan orang lokal. Maklum saya belum terlalu mahir karena saya baru belajar 1 bulan sebelum berangkat ke sini. Disana saya hanya membeli perbekalan air mineral untuk selama di bis.
Pukul 12.00 Seoul, Korea Selatan
Dua jam berlalu tanpa terasa. Kami semua sudah merasakan lelahnya berbelanja di Korea. Tour guide kami memutuskan untuk makan siang dan setelah itu menuju hotel dimana kami menginap selama dua hari sebelum ke lokasi perkemahan.
Setibanya di tempat makan, saya beruntung bisa duduk satu meja dengan Xena dan teman-teman akselerasi dia. Tidak tahu mengapa, setiap saya bersebelahan dengan perempuan, saya selalu gugup. Tapi tidak dengan ini, saya menikmati makan dan berbincang bersama dengan tiga perempuan cantik.
“Shid, kok lu nyambung sig ngomong bareng cewek” kata Gitta.
“loh, kenapa harus nggak nyambung. Lu liat aja sebelah gue. HAHA” jawab saya.
Pukul 13.00 Seoul, Korea Selatan
Semua telah selesai makan siang. Kami menuju tempat untuk kami menginap dua malam. Para pembina mengatakan hotel ini berbintang tiga. Tapi, suasana berbeda dengan yang kami pikirkan. Loby saja tidak ada AC nya. Syukuri apa yang ada. Kami menikmatinya dengan senang hati.
Pada puncak acara Jambore kami dari Indonesia akan menampilkan Tari Saman Khas Aceh. Dengan alasan itu teman-teman perempuan kami dibolehkan untuk berlatih di kamar saya dan Farhan dengan batas waktu hinggal pukul sepuluh malam.
Setelah selesai berlatih, mereka kembali ke kamar masing-masing. Tapi ada sedikit masalah di malam hari setelah itu yang mungkin tidak perlu saya ceritakan tanpa izin berbagai pihak.
3 Agustus 2010 pukul 07.00
Kami sarapan di restoran hotel yang terletak di lantai 11. Semua peserta dan tamu hotel bergabung menjadi satu. Makanan yang disajikan tidak seutuh nya halal. Untuk lebih amannya, saya hanya memakan yang saya tahu itu halal.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan tour hingga malam hari
Pada malam ke dua, saya dengan kelima teman saya beserta Kak Iman mencari semuah warnet di sekitar hotel. Kami menemukan sebuah warnet kecil di pojok jalan. Ketika kami bertanya pada pengurus warnet, kami kaget karena kepatuhan pada aturan disini sangat tinggi. Warnet tidak merenerima pelajar bermain di atas jam sepuluh malam. Karena itu saya dan teman-teman hanya berkeliling malam di sekitar hotel.
4-9 Agustus 2010
Masih banyak kisah tentang kami selama disana
Dan masih banyak lagi suka dan duka selama kita disana. Terima kasih untuk semua yang membawa pramuka kami hingga kesana