Sunday, April 29, 2012

Ceramah Udztad



Pas Sholat Jum'at kemaren, gue baru sekali tuh bener-bener ngertiin isi khotbahnya. Sedikit menarik dan enak untuk di share.



Jadi gini, kata pak ustad itu orang itu ada dua tipe yaitu selalu tidak puas dan bosenan (sama aja sih).



Alkisah di salah satu kaki gunung di Indonesia terdapat desa kecil yang salah satu penduduknya adalah Udin tukang pemecah batu di kaki gunung. Udin selalu datang pagi membawa air minum untuk bekal. Sesampainya di tempat kerja Udin dan para temannya, mereka semua langsung mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Tempat mereka bekerja pastilah panas (kalo nggak panas, apa yang gue ceritain).



Nah dari suasana dan suhu yang panas itu, Udin yang beragama X mengeluh kepada tuhannya. “Wahai Tuhan, mengapa kau beri aku panas. Kulitku sudah cukup gelap Tuhan. Kenapa kau tidak adil. Aku iri dengan matahari yang selalu memancarkan cahaya dan panasnya itu. Aku minta kepadaMu agar aku menjadi matahari walau sehari” Pinta Udin dengan nada penuh harapan.



Keesokan harinya, doa Udin terkabul, dia menjadi matahari. Dia bangga memanaskan setiap apa yang ada dibawahnya. Hingga suatu ketika ada yang menghalangi sinarnya. Udin sekarang iri sama awan, awan menutupi sinarnya. “aku mau menjadi awa ya Tuhan supaya aku bisa menghalangi matahari” meminta kepada Tuhannya lagi.



Kembali doanya dikabulkan. Dia menjadi awan hitam. Dengan sombong menghalangi sinar matahari. Kemanapun matahari itu pergi, dia selalu mengikuti. Ketika menghalangi matahari di suatu tempat, si awan itu tertiup oleh angin yang berhembus kencang. Udin sang awan iri dan meminta kepada tuhannya lagi untuk menjadi angin.



Lagi-lagi doanya dikabulkan. Dia menjadi angin topan. Meniup segalanya. Menerbangkan apa yang ada di seluruh kota. Ada mobil lewat, dia tiup. Ada orang kencing di jalan, dia tiup (tau tuh pipisnya jadi gimana). Tapi dia kembali iri dengan apa yang tidak bisa dia tiup. Gunung, itu satu2 nya yang susah untuk ditiup. Dia berdoa lagi dan lagi meminta menjadi gunung.



Waktu dia jadi gunung, dia bangga bisa menjadi yang paling kuat. Mau hujan, panas, dingin, salju. Dia kuat. Tapi kok dia tiba2 sakit ya? Oh ternyata kaki gunung selalu dipukul-pukul sama tukang pemecah batu. Dan Udin bingung. Dia akhirnya meminta kembali menjadi pemecah batu. Dan hanya bisa menerima nasib.



Begitulah ceritanya. Mungkin kalo Tuhannya Udin bisa ngeledek pasti bilang “gila lu mau jadi apa2 malah balik lagi” HEHE



Thanks untuk yang membaca. Besok lagi deh ceritanya