Monday, April 1, 2013

PESANAN BOS



Pagi hari disebuah rumah ada seseorang yang bernama Dani, pemuda dengan postur tubuh yang tinggi. Dia sedang mempersiapkan koper kecil yang bertulisakan rahasia milik bosnya. Dani belum pernah membuka koper tersebut.

Tiba-tiba bos nya Dani yang bernama Rafi menelfon. “Dani, bawa koper itu ke ruangan saya. Jangan telat. 30 menit dari sekarang”

“baik pak, saya segera kesana” jawab Dani sambil melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 9.30.

Dani langsung membawa koper itu ke mobilnya. Dia meletakan koper itu di bagasi belakang mobil. Dan dia menutup bagasi mobilnya.

Saat menutup bagasinya, terlihat di belakang Dani seseorang yang berpakaian hitam dan berkacamata hitam dan mobil yang ada disampingnya. Dia terlihat sedang memantau Dani dan kopernya.

Dani berangkat menuju kantor. Dia tidak menyadari bahwa orang tersebut mengikuti mobilnya dari belakang.

Di jalan, dia kembali melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 9.45. Dia langsung menancap gas mobilnya dan melaju kencang.

Dani sampai di kantornya. Dia parkir di tempat parkir bawah tanah. Dani melihat jam tanggannya lagi yang sudah menunjukan pukul 9.50. Dia segera membuka bagasi mobilnya.

Saat ingin mengambil kopernya, Rafi menelfon Dani “Dimana kamu, lama sekali”

“iya pak, ini sudah sampai basement pak”

“yaudah, cepetan naik”

Dani menutup telfonnya. Saat ingin mengambil kopernya, dia terkejut karena kopernya sudah tidak ada. Sejenak dia terdiam panik. Dia melihat ada orang yang tidak dikenalnya sedang membawa lari koper tersebut ke arah tangga darurat. Dia langsung menutup bagasi mobilnya dan mengejar orang asing tersebut.

Di tengah tangga darurat, Dani sempat menarik kopernya dari orang tersebut. Tapi orang tersebut langsung menendang Dani ke arah tembok dan mengambil koper tersebut dan dia lari kea tap gedung.

“woy jangan lari lo” teriak Dani dengan setengah kesakitan dan lari mengejar kembali orang tersebut.

Sampai di atap gedung, orang itu terhenti karena sudah tidak ada jalan lagi untuk berlari. Dia terhenti dan melihat sekitar. Hanya ada satu pintu tempat dia keluar tadi. Dia sempat berfikir untuk loncat ke gedung di sebelahnya yang tingginya jauh lebih rendah dari tinggi gedung tampat orang itu berdiri.

“demi anak apa pun harus dilakuin”. Dan orang itu berlari ke arah pinggir gedung. “aaaaaa…”. Tiba-tiba dia terhenti. “eh eh eh.. tapi sakit kayaknya” ucapnya dengan muka memelas.

Terdengar suara keras bantingan pintu. Dani sampai di atap gedung. Dia jalan maju beberapa langkah dan terhenti.

“duh.. nggak bisa lebih pendek apa” berbicara sendiri sambil kelelahan.

Dani melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 9.55. Dia langsung menghampiri orang tersebut yang ada di pingir gedung.

“balikin koper gue”

“enak aja”

“eh nyolot, balikin nggak”

“nggak”

“ih, kambing lu. Siapa sih lu?”

“siapa gue? Nggak penting”

“yaudah, itu kan koper bos gue. Sini balikin. Udah telat nih gue”

“lu aja nggak pernah tau kan isinya apa? Gue tuh lebih tau dari lu”

“ooo gitu ya..” ucap Dani langsung mengambil kopernya dengan cepat dan menendang orang itu ke bawah. “biar lu tau juga rasanya jatoh dari langit”

“aaaaaa..” teriak orang tersebut yang jatuh dari atap gedung.

“daa.. nggak sakit kok, langsung mati” teriak Dani ke arah orang tersebut yang sedang jatuh. Dani melihat jam tangannya lagi yang menunjukan pukul 10.00. Dia langsung lari ke ruangan bosnya yang ada di lantai 17 menggunakan tangga.

Sampai di lantai 17, Dani langsung lari ke arah ruangan bosnya.

“bagus ya.. lama banget sih lu. Sini kopernya” kata bosnya. Dan mengambil koper tersebut.

Rafi sang bos langsung masuk dan duduk di tempat kerjanyal. Dia membuka koper tersebut yang ternyata berisikan sebuah CD. Dia memasukan CD tersebut ke komputernya. Dani yang ada dibelakangnya memperhatikan sambil ngos-ngosan.

Rafi membuka dan menginstal program dari CD tersebut. Dan ternyata, CD tersebut adalah CD permainan sepak bola. Dani yang ada di belakangnya terkejut.

“bos, jadi bos nyuruh saya bawa koper ini susah-susah cuma untuk main game?”

“kenapa? Masalah buat lo?”

Dani terdiam tanpa kata.

“bos, gue udah bunuh orang loh tadi buat nganter ginian”

“lah, itu mah urusan lu, kan gue cuma nyuruh bawa CD ini ke gue, ngapain make bunuh-bunuh orang segala..”

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……….” Teriak Dani sambil mengacak-acak rambutnya.

TAMAT